Tidak sedikit dari beberapa orang yang ingin tahu tentang apa saja tujuan kalibrasi. Seperti yang sudah banyak orang tahu, kalibrasi merupakan kegiatan yang dapat dilakukan untuk menentukan akurasi dari suatu nilai, yang ditujukan untuk alat ukur yang sesuai dengan keadaan objeknya. Jadi, nilai yang ditampilkan pun akan lebih sesuai dengan fakta.
Dengan melihat penjelasan singkat tersebut, dapat dipastikan bahwa kalibrasi memiliki tujuan khusus yang harus diketahui oleh banyak orang. Nantinya, penentuan nilai ini dapat dilakukan dengan membandingkan nilai yang ada dengan standar ukur yang berlaku. Dengan begitu, hasil ukur tersebut dapat sesuai dengan standar nasional ataupun internasional.
Tujuan Kalibrasi
Berdasarkan standar SNI, kalibrasi dapat dibagi menjadi 2 jenis yang berbeda yakni kalibrasi teknis dan kalibrasi legal. Kedua jenis kalibrasi ini memiliki pengertian dan sistem yang berbeda. Untuk kalibrasi teknis sendiri akan dilakukan dengan alat ukur dan ditujukan untuk kepentingan perdagangan di sebuah laboratorium khusus yang sudah diakui secara resmi.
Hal ini berbeda dengan kalibrasi legal yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk kepentingan perdagangan tertentu. Nantinya, aktivitas ini dapat menghasilkan data yang sesuai dengan fakta dan diakui secara internasional. Meski memiliki beberapa perbedaan yang cukup besar, tapi kedua jenis kalibrasi ini memiliki tujuan yang sama, yaitu:
- Menentukan deviasi kebenaran yang ada pada suatu nilai konvensional tertentu.
- Menjamin hasil pengukuran yang telah dilakukan.
- Memastikan hasil pengukuran sudah sesuai dengan standar nasional ataupun internasional.
Syarat dan Prinsip Dasar Kalibrasi
Selain tujuan dari proses pengukuran ini, kamu juga perlu mengetahui tentang prosedurnya yang tepat. Sebab, prosedur ini harus diikuti oleh semua pihak yang akan melakukan kalibrasi, untuk memenuhi persyaratan pengujian dengan baik. Berikut adalah beberapa syarat dan prinsip dasar kalibrasi yang harus kamu ketahui:
1. Syarat Kalibrasi
Ada beberapa jenis persyaratan yang harus dipenuhi oleh semua pihak yang akan melakukan aktivitas ini. Tak perlu membahas lain halnya lagi, berikut beberapa persyaratan yang dimaksud:
- Mengacu pada Standarisasi Nasional atau Internasional.
- Lingkungan yang akan digunakan untuk proses uji kalibrasi tersebut harus benar-benar aman.
- Alat ukur yang akan digunakan masih dalam kondisi yang baik dan bisa digunakan.
- Operator teknis kalibrasi sudah berpengalaman dan memiliki sertifikat resmi yang diberikan langsung oleh pihak laboratorium terakreditasi.
2. Prinsip Dasar Kalibrasi
Setelah mengetahui apa saja persyaratan untuk melakukan aktivitas ini, kamu juga perlu memahami bagaimana prinsip dasar dari uji kalibrasi ini. Untuk memahami hal ini secara lebih mudah, simak dengan baik prinsip-prinsip dasarnya berikut ini:
- Objek yang akan diukur telah disediakan dengan baik.
- Standar pengukuran yang digunakan akan mengacu pada metode standar kalibrasi internasional yang terverifikasi.
- Didukung dengan operator yang berpengalaman dan memiliki sertifikat teknis kalibrasi yang resmi.
- Alat ukur yang akan digunakan sudah melalui proses perpindahan dari 1 tempat ke tempat lain. Hal ini harus sesuai dengan rujukan yang ada dalam ISO/IEC Guide 17025:2005.
- Mengamankan lingkungan yang akan digunakan untuk proses kalibrasi tersebut.
Nantinya, kalibrasi ini dapat menghasilkan beberapa data seperti nilai besarnya kesalahan pada saat menggunakan alat ukur tertentu, nilai objek pengukuran yang lebih akurat, sifat metrologi yang tepat, hasil analisis ketidakpastian dari nilai tertentu, dan nilai hasil koreksi ketika terjadi penyimpangan alat ukur yang digunakan.
Contoh Proses Kalibrasi
Tidak sedikit dari beberapa orang yang mencari tahu tentang contoh-contoh proses kalibrasi untuk memahami hal ini secara lebih jelas lagi. Untuk membantu banyak orang dalam memahami kalibrasi secara lebih mendalam, berikut saya bagikan beberapa contoh prosesnya:
1. Baterai Kalibrasi
Proses kalibrasi juga bisa ditemukan dalam bidang perawatan ponsel atau smartphone. Pada dasarnya, baterai yang dikalibrasi akan melakukan pengondisian ulang, sehingga kualitas dari baterai tersebut bisa seperti baru lagi. Dengan begitu, sistem operasi dalam ponsel juga bisa membaca kapasitas baterai ketika terjadi kesalahan tertentu.
Jika dijelaskan secara lebih rinci, maka kalibrasi baterai dapat menjadi langkah penting untuk mengatasi permasalahan yang sedang dialami baterai tersebut. Meski sebenarnya langkah ini bisa dilakukan secara mandiri, tapi akan lebih baik jika kamu meminta bantuan orang-orang yang sudah berpengalaman dalam melakukan aktivitas ini.
2. Kalibrasi Alat Ukur
Jika kalibrasi pada barang elektronik akan membutuhkan peralatan lain untuk melakukannya, hal ini berbeda dengan kalibrasi alat ukur. Jenis kalibrasi ini hanya akan membutuhkan perangkat yang hendak digunakan, contohnya adalah alat ukur PH meter air. Dengan menggunakan alat ukur yang sesuai seperti ini, hasilnya akan lebih sesuai dengan fakta.
Untuk melakukan kalibrasi jenis ini, kamu bisa mengikuti beberapa cara yang ada di bawah ini:
- Siapkan semua jenis alat yang dibutuhkan dan pastikan kondisi dari alat-alat tersebut masih baik serta bisa digunakan.
- Setelah itu, siapkan standar buffer yang akan digunakan. Pastikan kondisi standar buffer tersebut bersih.
- Cuci elektroda dengan menggunakan air, lalu rendam dalam larutan buffer PH 4.
- Biarkan proses pengukuran ini berlangsung sampai stabil, dan angkat elektroda tersebut ketika sudah stabil.
Sampai di sini saja pembahasan kita mengenai prinsip dasar dan tujuan kalibrasi. Semoga dengan adanya artikel ini kamu bisa lebih mudah untuk memahami tentang apa yang dimaksud dengan kalibrasi. Sebab, aktivitas ini memiliki berbagai fungsi dan tujuan yang sangat penting. Jadi, dapat dipastikan bahwa istilah kalibrasi harus diketahui oleh banyak orang.