Pentingnya Uji Banding Kalibrasi dan Contoh Prosesnya

pengukuran. Kalibrasi sendiri merupakan kegiatan penetapan nilai kebenaran dan pengecekan serta pengaturan akurasi dari alat ukur dengan standar nasional maupun internasional.

Cara mengetahui nilai kebenaran tersebut, yakni dengan membandingkannya standar atau tolak ukur. Nah, untuk mengetahui lebih lanjut mengenai kalibrasi dan beberapa contoh prosesnya, yuk simak ulasan berikut.

Apa Tujuan dari Uji Banding Kalibrasi?

Kegiatan kalibrasi sangat diperlukan karena bertujuan untuk memastikan keakuratan pengukuran secara konsisten atau tepat dengan instrumen yang lainnya. Apabila hasil pengukuran menunjukkan penyimpangan atau tidak konsisten, maka dapat berpengaruh terhadap kualitas produk dan membahayakan konsumen.

Selain itu, tujuan lain dari kalibrasi adalah mengetahui hasil-hasil pengukuran sesuai dengan standar nasional maupun internasional. Adapun beberapa manfaat melakukan kalibrasi, di antaranya menjaga fungsi dan performa alat, menghindari cacat produk, dan meminimalisir kecelakaan kerja.

Biasanya kalibrasi pada alat dilakukan secara berkala, bergantung seberapa lama alat atau produk sudah digunakan. Tak hanya itu, waktu tepat untuk kalibrasi juga ditentukan dari seberapa sering paparan atau tekanan udara tertentu yang sudah memengaruhi kualitas alat.

Jenis-jenis Kalibrasi yang Perlu Diketahui

Jenis-jenis Kalibrasi yang Perlu Diketahui

Jika sudah mengetahui definisi dari kalibrasi, penting juga untuk memahami jenis-jenisnya. Jenis kalibrasi yang populer di masyarakat dan ditinjau berdasarkan fungsi serta pengukurannya, antara lain:

Kalibrasi tekanan

Jenis kalibrasi yang pertama adalah kalibrasi tekanan di mana memiliki fungsi untuk memantau kinerja dan keselamatan pada prosesnya. Umumnya, kalibrasi tekanan digunakan untuk mengukur tekanan gas dan hidrolik.

Perlu diketahui, ada beberapa instrumen yang harus dilakukan kalibrasi dalam waktu tertentu. Contoh instrumen tekanan yang dilakukan kalibrasi secara teratur adalah pengukur tekanan digital, indikator digital, transducer, pemancar, barometer, serta pengukur tekanan analog.

Kalibrasi suhu

Selain kalibrasi tekanan, ada pula kalibrasi suhu yang di mana pembacaan suhu memiliki peran penting. Perlu diketahui, kalibrasi suhu sendiri umumnya bisa dilakukan dalam lingkungan yang terkendali.

Kalibrasi suhu dilakukan dengan membandingkan standar yang diketahui dan dalam lingkungan suhu stabil dengan probe telah diuji. Beberapa contoh peralatan yang perlu kalibrasi suhu secara berkala, yakni sistem akuisisi data, termometer, meteran inframerah, thermistor, serta kamera thermal.

Kalibrasi pipet

Untuk laboratorium pengujian yang sering menggunakan alat ukur, kalibrasi pipet sangat penting dilakukan agar hasil pemipetan bisa lebih akurat dan presisi. Semua jenis pipet yang digunakan di laboratorium perlu dikalibrasi secara rutin dan sesuai prosedurnya.

Beberapa jenis pipet yang ada di laboratorium adalah pipet manual saluran tunggal, multi saluran, dan pipet elektronik. Tujuan utama dari kalibrasi pipet, yaitu memastikan bahwa pengukuran bisa dilakukan dengan akurasi yang diinginkan.

Kalibrasi aliran

Pengukur kalibrasi aliran atau sensor aliran adalah alat uji yang digunakan untuk mengukur laju aliran linier, nonlinier, massa, maupun volumetrik dari cairan atau gas. Laju aliran mengacu pada kecepatan di mana proses cairan bergerak melalui pipa atau lubang dalam waktu tertentu.

Kalibrasi listrik

Kalibrasi listrik umumnya mengacu pada proses verifikasi kinerja instrumen apa pun yang mengukur atau menguji parameter listrik, seperti tegangan, resistensi, arus, waktu, induktansi, dan frekuensi.

Biasanya, kalibrasi listrik memerlukan penggunaan perangkat atau kalibrator presisi yang mengevaluasi kinerja properti utama untuk perangkat lain. Instrumen yang sering digunakan, yaitu pencatat data, meteran listrik, multi-meter, penghitung frekuensi, osiloskop, penguji isolasi, dan penguji lingkaran.

Kalibrasi mekanis

Jenis kalibrasi selanjutnya adalah kalibrasi mekanis di mana pengukuran dapat dilakukan dengan alat yang relatif sederhana. Tujuan utama dari kalibrasi mekanis, yakni untuk mencatat perubahan dimensi suatu benda karena kerusakan atau keausan selama penggunaan.

Kalibrasi mekanis sangat dibutuhkan untuk penggunaan reguler, paparan terhadap berbagai kondisi lingkungan, serta kejutan mekanis. Beberapa instrumen yang paling sering diuji untuk kalibrasi mekanis, meliputi timbangan, mikrometer, pengukur tinggi, kunci pas dan obeng torsi, serta set berat dan massa.

Beberapa Contoh Proses Kalibrasi

Beberapa Contoh Proses Kalibrasi

Jenis-jenis kalibrasi memang cukup beragam dan memiliki fungsi yang berbeda. Agar lebih mudah dalam memahami kalibrasi, ada beberapa contoh proses yang perlu diketahui, antara lain sebagai berikut:

Kalibrasi baterai

Kalibrasi juga kerap kali ditemukan dalam bidang perawatan ponsel, seperti baterai. Baterai yang dilakukan kalibrasi akan melakukan pengkondisian ulang sehingga bisa kembali pada kondisi baru. Sistem operasi yang digunakan juga dapat membaca kapasitas baterai tanpa adanya kesalahan.

Kalibrasi baterai merupakan salah satu langkah yang digunakan jika terdapat masalah pada baterai. Cara melakukan kalibrasi pada baterai pun tidak sulit, di mana panduannya bisa ditemukan dengan mudah di internet.

Kalibrasi alat ukur

Alat ukur yang digunakan untuk melakukan kalibrasi umumnya berbeda tergantung dengan prosesnya. Apabila melakukan kalibrasi teknis, maka akan membutuhkan peralatan laboratorium yang sesuai dengan objeknya.

Misalnya, ketika akan melakukan kalibrasi alat ukur pH meter air, maka perlu mempersiapkan alat-alatnya. Beberapa alat yang harus disiapkan, mulai dari elektroda, cairan atau objek yang ingin dikalibrasi, hingga standar buffer.

Jika sudah, siapkan standar buffer yang akan digunakan dan pastikan dalam keadaan bersih. Selanjutnya, cuci elektroda menggunakan air lalu rendam dalam larutan buffer pH 4. Biarkan pembacaan dilakukan hingga stabil, kemudian angkat elektroda dan cuci menggunakan air jika sudah selesai.

Demikian informasi terkait tujuan dari uji banding kalibrasi beserta jenis-jenis dan contoh prosesnya. Dengan proses kalibrasi tersebut, maka dapat dipastikan bahwa pengukuran akan lebih akurat sehingga kegiatan menjadi aman dan lebih efisien.

Fungsi Kalibrasi Beserta Prosedur yang Harus Dilakukan

Fungsi kalibrasi perlu diketahui karena berpengaruh terhadap hasil dari pengukuran objek tertentu. Pasalnya, hasil pengukuran yang kurang konsisten dan tidak akurat akan berdampak langsung terhadap kualitas dari suatu produk.

Karena itu, industri-industri besar kerap kali melakukan pengukuran atau kalibrasi dengan tujuan untuk menjaga kualitas produk dan kepuasan konsumen. Nah, untuk mengetahui lebih lanjut mengenai fungsi beserta prosedur dan syarat dari kalibrasi, yuk simak pembahasan berikut.

Apa Saja Fungsi Kalibrasi?

Kalibrasi adalah sebuah kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional dari nilai yang ditunjukkan oleh alat ukur dan bahan ukur. Cara menentukan kebenaran adalah membandingkan nilai tersebut dengan standar ukur yang bisa ditelusuri menggunakan standar nasional maupun internasional.

Fungsi utama dari kalibrasi, yaitu untuk mendukung sistem mutu yang diterapkan pada suatu objek maupun aktivitas dan mengukur apakah sebuah alat masih layak pakai atau tidak. Tak hanya itu, manfaat lain yang mungkin didapatkan dengan melakukan kalibrasi adalah mencapai kondisi layak pakai.

Dengan begitu, objek dapat digunakan dan bisa bermanfaat secara optimal. Kalibrasi sebenarnya dimaksudkan untuk menjamin ketelitian sehingga mendukung upaya meningkatkan mutu pelayanan atau objek dalam jangka waktu mendatang.

Ada beberapa peralatan yang digunakan untuk kalibrasi di antaranya steel ruler atau penggaris hingga coordinate measuring machine. Di Indonesia sendiri kalibrasi terdiri dari dua jenis, antara lain:

  • Kalibrasi teknis, yaitu kalibrasi alat ukur yang tidak memiliki hubungan langsung dengan perniagaan. Biasanya, kalibrasi ini dikerjakan oleh laboratorium kalibrasi yang sudah di akreditasi Komite Akreditasi Nasional atau KAN.
  • Kalibrasi legal, merupakan kalibrasi alat ukur yang berkaitan erat dengan dunia perdagangan. Umumnya, kalibrasi jenis ini dikerjakan oleh Direktorat Metrologi Deperindag.

Adapun menurut Dirjen Pelayanan Medik Departemen Kesehatan menyebutkan bahwa tujuan utama diadakan kalibrasi adalah untuk mencapai kondisi layak pakai atau menjamin ketelitian. Jaminan tersebut diharapkan bisa mendukung upaya dalam meningkatkan mutu pelayanan.

Kapan Kalibrasi Perlu Dilakukan?

Kapan Kalibrasi Perlu Dilakukan

Proses kalibrasi terkadang menjadi suatu hal yang sangat penting untuk dilakukan. Karena itu, terdapat waktu paling tepat jika ingin melakukannya. Beberapa waktu yang bisa dipilih ketika akan melakukan kalibrasi, di antaranya:

  • Kalibrasi bisa dilakukan saat akan menguji perangkat baru.
  • Pengujian rutin terhadap perangkat pada jam operasional yang sudah ditentukan.
  • Saat perangkat mengalami masalah atau trouble, berupa getaran yang dikhawatirkan dapat merubah kalibrasi.
  • Saat terjadi maintenance alat dalam periode waktu tertentu.
  • Ketika membutuhkan hasil pengamatan yang lebih akurat pada sebuah objek instrumen pengukuran.
  • Saat nilai hasil pengamatan dalam pengujian masih dipertanyakan kebenarannya.

Perlu diketahui, selain enam faktor teknik tersebut, ada hal lain yang bisa menjadi penentuan kapan waktu kalibrasi terbaik. Pertama, waktu kalibrasi perangkat menurut periode pemakaian user. Misalnya, sebuah alat ukur yang harus dikalibrasi ulang ketika sudah mencapai pemakaian 3.000 jam.

Selanjutnya, waktu menurut periode kalender yang dihitung dari saat pemakaian pertama. Sebagai contoh, sebuah instrumen ukur harus dikalibrasi ulang jika sudah digunakan dalam periode waktu 8 bulan.

Untuk yang terakhir, dilakukan berdasarkan kombinasi waktu menurut kalender dan lama pemakaian sebuah perangkat. Misalnya, kalibrasi dapat dilakukan dalam kurun waktu 6 bulan atau 500 jam pemakaian.

Bagaimana Prosedur dan Syarat Kalibrasi?

Bagaimana Prosedur dan Syarat Kalibrasi

Dalam melakukan proses kalibrasi pada sebuah perangkat, tentunya terdapat prosedur-prosedur khusus yang harus diikuti sebagai syarat pengujian. Beberapa prosedur dan start yang harus diketahui dengan baik sebelum melakukan kalibrasi, yaitu:

Prinsip dasar

Prosedur kalibrasi yang pertama adalah mengetahui prinsip-prinsip dasar. Prinsip dasar ini meliputi adanya objek ukur atau unit under test, teknisi yang berpengalaman dan memiliki sertifikat teknis kalibrasi, serta alat ukur yang ingin dikalibrasi.

Selain itu, penting juga untuk mengkondisikan lingkungan sekitar saat akan melakukan proses kalibrasi sehingga tidak terjadi gangguan eksternal. Apabila ingin memulai kalibrasi, biasanya standar pengukuran mengacu pada metode standar kalibrasi internasional yang terverifikasi.

Syarat dan ketentuan

Setelah mengetahui prinsip dasar, syarat dan ketentuan kalibrasi harus dipenuhi. Umumnya, metode kalibrasi harus merujuk sudah pada Standarisasi Nasional atau Internasional. Di samping itu, alat ukur yang akan dilakukan uji kalibrasi masih dalam keadaan baik dan dapat digunakan.

Syarat lain saat melakukan kalibrasi, yaitu lingkungan pengujian harus dalam kondisi aman dari gangguan eksternal. Beberapa di antaranya, seperti tekanan udara, aliran udara, kelembapan suhu, serta tingkat kedap getarannya.

Untuk ketentuan selanjutnya, operator teknik kalibrasi harus berpengalaman dan memiliki sertifikat yang dikeluarkan dari laboratorium terakreditasi. Selain itu, pastikan pula bahwa acuan yang digunakan harus merujuk pada Standarisasi Nasional atau Internasional.

Hasil kalibrasi

Jika syarat dan ketentuan telah dipenuhi, maka akan didapatkan hasil kalibrasi. Beberapa hasil kalibrasi, berupa nilai hasil koreksi ketika terjadi penyimpangan alat ukur yang digunakan serta nilai objek pengukuran yang akurat.

Hasil dari kalibrasi lainnya adalah nilai besarnya kesalahan yang berpotensi terjadi pada saat penggunaan alat ukur. Tak hanya itu, hasil kalibrasi bisa untuk mengetahui sifat metrologi seperti pada faktor kalibrasi maupun pada kurva kalibrasi yang dihasilkan.

Bahkan, kalibrasi juga akan mengetahui analisis ketidakpastian yang benar berdasarkan sumber ketidakpastian ketika uji perbandingan. Dengan melakukan kalibrasi ini, maka bisa diketahui sejauh mana perbedaan yang sedang terjadi menggunakan alat ukur.

Demikian informasi terkait fungsi kalibrasi beserta prosedur dan kapan harus dilakukan pengukuran. Apabila melakukan kalibrasi pada suatu objek, diharapkan objek tersebut dapat dihitung secara menyeluruh tanpa adanya kesalahan.

Prinsip Dasar dan Tujuan Kalibrasi beserta Contohnya

Tidak sedikit dari beberapa orang yang ingin tahu tentang apa saja tujuan kalibrasi. Seperti yang sudah banyak orang tahu, kalibrasi merupakan kegiatan yang dapat dilakukan untuk menentukan akurasi dari suatu nilai, yang ditujukan untuk alat ukur yang sesuai dengan keadaan objeknya. Jadi, nilai yang ditampilkan pun akan lebih sesuai dengan fakta.

Dengan melihat penjelasan singkat tersebut, dapat dipastikan bahwa kalibrasi memiliki tujuan khusus yang harus diketahui oleh banyak orang. Nantinya, penentuan nilai ini dapat dilakukan dengan membandingkan nilai yang ada dengan standar ukur yang berlaku. Dengan begitu, hasil ukur tersebut dapat sesuai dengan standar nasional ataupun internasional.

Tujuan Kalibrasi

Berdasarkan standar SNI, kalibrasi dapat dibagi menjadi 2 jenis yang berbeda yakni kalibrasi teknis dan kalibrasi legal. Kedua jenis kalibrasi ini memiliki pengertian dan sistem yang berbeda. Untuk kalibrasi teknis sendiri akan dilakukan dengan alat ukur dan ditujukan untuk kepentingan perdagangan di sebuah laboratorium khusus yang sudah diakui secara resmi.

Hal ini berbeda dengan kalibrasi legal yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk kepentingan perdagangan tertentu. Nantinya, aktivitas ini dapat menghasilkan data yang sesuai dengan fakta dan diakui secara internasional. Meski memiliki beberapa perbedaan yang cukup besar, tapi kedua jenis kalibrasi ini memiliki tujuan yang sama, yaitu:

  • Menentukan deviasi kebenaran yang ada pada suatu nilai konvensional tertentu.
  • Menjamin hasil pengukuran yang telah dilakukan.
  • Memastikan hasil pengukuran sudah sesuai dengan standar nasional ataupun internasional.

Syarat dan Prinsip Dasar Kalibrasi

Syarat dan Prinsip Dasar Kalibrasi

Selain tujuan dari proses pengukuran ini, kamu juga perlu mengetahui tentang prosedurnya yang tepat. Sebab, prosedur ini harus diikuti oleh semua pihak yang akan melakukan kalibrasi, untuk memenuhi persyaratan pengujian dengan baik. Berikut adalah beberapa syarat dan prinsip dasar kalibrasi yang harus kamu ketahui:

1. Syarat Kalibrasi

Ada beberapa jenis persyaratan yang harus dipenuhi oleh semua pihak yang akan melakukan aktivitas ini. Tak perlu membahas lain halnya lagi, berikut beberapa persyaratan yang dimaksud:

  • Mengacu pada Standarisasi Nasional atau Internasional.
  • Lingkungan yang akan digunakan untuk proses uji kalibrasi tersebut harus benar-benar aman.
  • Alat ukur yang akan digunakan masih dalam kondisi yang baik dan bisa digunakan.
  • Operator teknis kalibrasi sudah berpengalaman dan memiliki sertifikat resmi yang diberikan langsung oleh pihak laboratorium terakreditasi.

2. Prinsip Dasar Kalibrasi

Setelah mengetahui apa saja persyaratan untuk melakukan aktivitas ini, kamu juga perlu memahami bagaimana prinsip dasar dari uji kalibrasi ini. Untuk memahami hal ini secara lebih mudah, simak dengan baik prinsip-prinsip dasarnya berikut ini:

  • Objek yang akan diukur telah disediakan dengan baik.
  • Standar pengukuran yang digunakan akan mengacu pada metode standar kalibrasi internasional yang terverifikasi.
  • Didukung dengan operator yang berpengalaman dan memiliki sertifikat teknis kalibrasi yang resmi.
  • Alat ukur yang akan digunakan sudah melalui proses perpindahan dari 1 tempat ke tempat lain. Hal ini harus sesuai dengan rujukan yang ada dalam ISO/IEC Guide 17025:2005.
  • Mengamankan lingkungan yang akan digunakan untuk proses kalibrasi tersebut.

Nantinya, kalibrasi ini dapat menghasilkan beberapa data seperti nilai besarnya kesalahan pada saat menggunakan alat ukur tertentu, nilai objek pengukuran yang lebih akurat, sifat metrologi yang tepat, hasil analisis ketidakpastian dari nilai tertentu, dan nilai hasil koreksi ketika terjadi penyimpangan alat ukur yang digunakan.

Contoh Proses Kalibrasi

Contoh Proses Kalibrasi

Tidak sedikit dari beberapa orang yang mencari tahu tentang contoh-contoh proses kalibrasi untuk memahami hal ini secara lebih jelas lagi. Untuk membantu banyak orang dalam memahami kalibrasi secara lebih mendalam, berikut saya bagikan beberapa contoh prosesnya:

1. Baterai Kalibrasi

Proses kalibrasi juga bisa ditemukan dalam bidang perawatan ponsel atau smartphone. Pada dasarnya, baterai yang dikalibrasi akan melakukan pengondisian ulang, sehingga kualitas dari baterai tersebut bisa seperti baru lagi. Dengan begitu, sistem operasi dalam ponsel juga bisa membaca kapasitas baterai ketika terjadi kesalahan tertentu.

Jika dijelaskan secara lebih rinci, maka kalibrasi baterai dapat menjadi langkah penting untuk mengatasi permasalahan yang sedang dialami baterai tersebut. Meski sebenarnya langkah ini bisa dilakukan secara mandiri, tapi akan lebih baik jika kamu meminta bantuan orang-orang yang sudah berpengalaman dalam melakukan aktivitas ini.

2. Kalibrasi Alat Ukur

Jika kalibrasi pada barang elektronik akan membutuhkan peralatan lain untuk melakukannya, hal ini berbeda dengan kalibrasi alat ukur. Jenis kalibrasi ini hanya akan membutuhkan perangkat yang hendak digunakan, contohnya adalah alat ukur PH meter air. Dengan menggunakan alat ukur yang sesuai seperti ini, hasilnya akan lebih sesuai dengan fakta.

Untuk melakukan kalibrasi jenis ini, kamu bisa mengikuti beberapa cara yang ada di bawah ini:

  • Siapkan semua jenis alat yang dibutuhkan dan pastikan kondisi dari alat-alat tersebut masih baik serta bisa digunakan.
  • Setelah itu, siapkan standar buffer yang akan digunakan. Pastikan kondisi standar buffer tersebut bersih.
  • Cuci elektroda dengan menggunakan air, lalu rendam dalam larutan buffer PH 4.
  • Biarkan proses pengukuran ini berlangsung sampai stabil, dan angkat elektroda tersebut ketika sudah stabil.

Sampai di sini saja pembahasan kita mengenai prinsip dasar dan tujuan kalibrasi. Semoga dengan adanya artikel ini kamu bisa lebih mudah untuk memahami tentang apa yang dimaksud dengan kalibrasi. Sebab, aktivitas ini memiliki berbagai fungsi dan tujuan yang sangat penting. Jadi, dapat dipastikan bahwa istilah kalibrasi harus diketahui oleh banyak orang.

6 Manfaat Penting Kalibrasi Alat Ukur

Masih ada beberapa orang yang belum tentang manfaat kalibrasi alat ukur. Pada dasarnya, kalibrasi itu sendiri merupakan kegiatan yang dapat dilakukan untuk menentukan nilai asli, memeriksa tingkat akurasi alat ukur, serta menentukannya berdasarkan standar nasional maupun internasional. Cara yang akan dilakukan dalam hal ini adalah membandingkannya dengan standar atau tolak ukur tertentu.

Ada beberapa waktu tertentu yang akan membuat peralatan perlu dikalibrasi, yaitu ketika usia peralatannya sudah terlalu lama, kinerja alat yang mulai menurun, dan momen-momen seperti ini lainnya. Selain itu, kamu juga perlu memperhatikan cara pemakaian serta perawatan alat tersebut untuk memastikan apakah peralatan tersebut harus segera dikalibrasi.

Dalam hal ini, menentukan waktu kalibrasi yang tepat dapat dikatakan memiliki manfaat yang sama seperti ketika seseorang mengganti oli mesin kendaraannya. Maka dari itu, kalibrasi dapat dilakukan secara rutin, baik setiap hari, setiap bulan, ataupun setiap tahun.

Manfaat Kalibrasi Alat Ukur

Manfaat Kalibrasi Alat Ukur lengkap

Pada dasarnya, alat ukur yang dibanderol harga mahal pun bisa rusak, karena kurangnya akurasi setelah dipakai dalam jangka waktu yang lama. Untuk mengatasi hal seperti ini, kamu perlu melakukan tahapan kalibrasi yang dapat memenuhi persyaratan Sistem Manajemen Mutu, Sistem Manajemen Lingkungan, maupun Sistem Manajemen K3.

Di balik manfaat utamanya tersebut, jenis kalibrasi ini juga memiliki beberapa manfaat penting lainnya, yaitu:

1. Menghindari Terjadinya Cacat Produk

Alat ukur harus dikalibrasi secara rutin, agar tidak memengaruhi kualitas dari produk itu sendiri. Sebab, alat ukur yang tidak dikalibrasi atau bahkan masa kalibrasinya sudah lewat, hal ini dapat memengaruhi kualitas dari produk tertentu. Untuk menghindari terjadinya kerugian yang disebabkan oleh hal ini, kamu bisa melakukan kalibrasi secara berkala di laboratorium kalibrasi yang sudah terakreditasi. Dengan begitu, hasil pengukuran yang telah dilakukan ini bisa lebih akurat dan konsisten.

2. Menjamin Nilai Ukuran

Manfaat lain dari kalibrasi ini adalah untuk menjamin nilai ukuran yang dihasilkan. Dalam hal ini, hasil ukur yang dilakukan dari laboratorium terakreditasi dapat diterima di mana pun, sehingga ini dapat memudahkan banyak pihak. Hal ini terjadi bukan tanpa alasan mengingat laboratorium kalibrasi yang terakreditasi akan mengacu pada sumber yang sama yakni Standar Satuan Internasional.

3. Menghindari Risiko Bahaya

Tak banyak orang yang tahu bahwa kalibrasi juga dapat menghindari risiko bahaya yang bisa terjadi di masa mendatang. Sebab, alat-alat ukur yang berhubungan dengan peralatan keamanan juga perlu dikalibrasi secara rutin. Ketika alat-alat ukur ini selalu dijaga dengan baik, hal ini dapat membuat kualitas keselamatan kerja di sebuah perusahaan tertentu terus meningkat. Jadi, dapat dipastikan bahwa kalibrasi ini bisa dimanfaatkan untuk menghindari terjadinya risiko berbahaya di masa mendatang.

4. Menjaga Kondisi Alat Ukur

Manfaat keempat dari kalibrasi ini adalah untuk menjaga kondisi dari alat ukur tersebut, sehingga akan terus sesuai dengan spesifikasinya masing-masing. Pada dasarnya, setiap jenis alat ukur dapat mengalami penurunan kinerja jika telah digunakan dalam jangka waktu yang lama. Untuk mengatasi kerusakan pada alat ukur ini, kamu perlu melakukan kalibrasi secara rutin.

Dengan melakukan proses ini secara tepat, kamu bisa tahu apakah alat ukur tersebut masih sesuai dengan spesifikasinya atau tidak. Jika kinerja dari alat ukur tersebut sudah mulai menurun, maka kamu harus segera memperbaikinya dengan cara yang tepat. Bahkan, ada juga suatu kondisi yang mengharuskan kamu untuk mengganti alat ukur tersebut. Biasanya, ini harus dilakukan ketika alat ukur sudah benar-benar rusak, karena telat untuk dikalibrasi.

5. Menghemat Biaya

Perusahaan dapat lebih menghemat biaya pengeluarannya dengan melakukan kalibrasi ini secara rutin. Sebab, semua jenis alat ukur yang ada di perusahaan tersebut sudah tersertifikasi sesuai standar, sehingga hal ini dapat mengurangi biaya audit yang harus dikeluarkan pihak perusahaan.

Jika alat ukur ini tidak dikalibrasi secara rutin, maka akan terjadi banyak penyimpangan yang merugikan pihak perusahaan. Biaya audit perusahaan harus diperhatikan dengan sebaik mungkin, karena ini dapat berpengaruh terhadap sistem perkembangan bisnisnya. Maka dari itu, proses kalibrasi ini perlu dilakukan oleh setiap perusahaan secara rutin atau berkala.

6. Memenuhi Standar Internasional

Penting untuk kamu ketahui bahwa alat ukur yang sudah memenuhi standar internasional akan memiliki standarisasi yang diakui oleh seluruh dunia. Dengan begitu, hasil ukur yang dilakukan dengan menggunakan alat ini dapat lebih diterima di beberapa negara lainnya. Sebab, hasil ukur tersebut sudah memenuhi Standar Satuan Internasional (SSI) yang diakui oleh seluruh negara di dunia ini.

Ketika hasil ukur sudah diterima oleh setiap negara, hal ini dapat meningkatkan kualitas produk yang ditawarkan oleh suatu perusahaan tertentu. Dengan begitu, tingkat kepercayaan konsumen bisa selalu meningkat dan lembaga pengawas perusahaanmu pun juga bisa lebih percaya dengan sistem bisnis yang berlaku di dalam perusahaan tersebut.

Sampai di sini dapat disimpulkan bahwa kalibrasi alat ukur harus dilakukan secara rutin atau berkala. Meski tidak berlaku di semua jenis industri, tapi ada beberapa jenis industri yang diharuskan untuk melakukan kalibrasi ini di setiap tahunnya. Dengan melakukan kalibrasi secara tepat, kualitas produk dapat lebih terjaga dengan baik dan konsumen tidak akan merasa dirugikan. Bahkan, kalibrasi ini juga dapat meningkatkan akurasi dari hasil ukur yang telah dilakukan oleh setiap pihak. Sekian penjelasan yang bisa saya sampaikan, dan semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi banyak orang.

Kalibrasi Adalah: Pengertian dan Jenis-Jenisnya

Kalibrasi adalah proses pengecekan dan pengaturan tingkat akurasi dari alat ukur tertentu yang dapat dilakukan secara rutin. Semua orang dapat melakukan proses ini setiap hari, setiap bulan, maupun setiap tahun secara konsisten. Umumnya, kalibrasi yang dilakukan setiap hari akan berjalan secara lebih mudah dan dapat dilakukan oleh pihak konsumennya sendiri.

Hal ini berbeda dengan proses kalibrasi yang dilakukan setiap tahun. Kalibrasi yang dilakukan setiap tahun akan membutuhkan peran dari pihak konsumen untuk mengirimkan instrumen ke pihak yang bertanggung jawab selanjutnya. Untuk mengetahui tentang hal ini secara lebih jelas lagi, berikut saya bagikan informasi lengkapnya!

Kalibrasi Adalah? Ini Pengertiannya!

Kalibrasi dapat diartikan sebagai proses pengukuran dan pengaturan atas tingkat akurasi dari alat ukur tertentu, dengan cara membandingkannya dengan standar ukur yang ada. Dengan melihat fakta tersebut, dapat dipastikan bahwa kalibrasi bisa menjadi kegiatan yang dilakukan untuk menentukan nilai asli, standar nasional/internasional, serta memeriksa ketelitian dari alat ukur yang digunakan.

Kalibrasi harus dilakukan dengan cara yang tepat, agar hasil pengukurannya tidak mengalami kesalahan tertentu. Jika hasil pengukuran dari proses ini mengalami kesalahan, hal ini dapat memengaruhi kualitas produk serta dapat membuat konsumen merasa dirugikan. Maka dari itu, kalibrasi harus dilakukan dengan cara yang tepat dan sebaik mungkin.

Sementara itu, kalibrasi sendiri akan dibutuhkan untuk menjamin ketelitian pada proses pengukuran dengan instrumen lain. Dengan begitu, hasil pengukurannya bisa lebih konsisten dan akurat.

Jenis-Jenis Kalibrasi

Jenis-Jenis Kalibrasi

Setelah mengetahui apa yang dimaksud dengan kalibrasi, sekarang kamu juga perlu mengetahui bahwa kalibrasi dapat dibagi menjadi beberapa jenis yang berbeda, yaitu:

1. Kalibrasi Suhu

Jenis kalibrasi yang satu ini dapat dilakukan di sebuah lingkungan yang terkendali di semua proses. Pada dasarnya, proses pembacaan suhu ini akan memiliki peran yang sangat penting. Kalibrasi suhu hanya bisa dilakukan dengan membandingkan standar yang sudah terdeteksi, dengan probe yang telah diuji dalam lingkungan suhu konstan. Ada beberapa contoh peralatan yang membutuhkan jenis kalibrasi ini, yaitu:

  • Penghitung inframerah
  • Termistor
  • Kamera termal
  • Termometer
  • Termometer panggil
  • Sistem akuisisi data

2. Kalibrasi Tekanan

Berbeda dengan jenis yang sebelumnya, untuk jenis kalibrasi ini sendiri akan berperan penting dalam berbagai industri yang menggunakan alat ukur tertentu, untuk memantau kinerja serta keamanan proses yang sedang dilakukan. Tidak hanya itu, kalibrasi tekanan ini juga sering digunakan untuk mengukur tekanan gas serta minyak di sebuah industri tertentu.

Untuk memahami jenis kalibrasi ini secara lebih jelas lagi, kamu perlu mengetahui apa saja contoh pengukur tekanan yang dikalibrasi secara teratur, dan antara lainnya adalah:

  • Pengukur tekanan digital
  • Barometer
  • Pengukur tekanan analog
  • Transduser
  • Dan lain sebagainya

3. Kalibrasi Pipet

Kalibrasi pipet akan sangat dibutuhkan untuk mendapatkan hasil gambar pipet yang akurat dan konsisten. Jadi, jenis kalibrasi ini akan digunakan pada laboratorium-laboratorium tertentu. Tujuan utama dari terjadinya kalibrasi pipet adalah untuk memungkinkan pengukuran dengan tingkat akurasi yang lebih tepat dan sesuai kebutuhan.

Tidak ada contoh khusus mengenai peralatan yang dapat dikalibrasi dengan menggunakan cara ini, karena semua jenis pipet yang digunakan pada laboratorium akan termasuk di dalamnya. Mulai dari pipet saluran tunggal, pipet multisaluran manual, dan pipet elektronik dapat digunakan untuk jenis kalibrasi ini.

Yang terpenting, kalibrasi ini akan dilakukan dengan mematuhi banyak aspek proses dan prosedur yang baik serta benar.

4. Kalibrasi Listrik

Kalibrasi listrik dapat mengevaluasi kinerja dari karakteristik utama perangkat lain yang sering disebut sebagai Unit dalam Pengujian (UUT). Nantinya, kalibrasi ini akan mengacu pada proses pemeriksaan kinerja peralatan dengan menguji parameter listrik tertentu. Beberapa jenis parameter listrik yang dimaksud tersebut adalah:

  • Arus listrik
  • Tegangan listrik
  • Induktansi
  • Kapasitansi
  • Resistansi
  • Waktu
  • Frekuensi

Sementara untuk beberapa jenis peralatan yang dibutuhkan dalam hal ini adalah multimeter, osiloskop, penghitung frekuensi, data logger, meteran listrik, dan sejumlah peralatan seperti ini lainnya.

5. Kalibrasi Mekanis

Pengertian dari kalibrasi mekanis adalah proses pengukuran yang akan dilakukan dengan menggunakan instrumen yang relatif sederhana. Tujuan utama dari terjadinya kalibrasi ini adalah untuk mencatat perubahan dimensi tubuh yang disebabkan oleh kerusakan selama penggunaan.

Dalam hal ini, kalibrasi mekanis harus dilakukan untuk penggunaan reguler, paparan terhadap berbagai kondisi meteorologi dan lingkungan, serta dampak mekanis. Berikut adalah beberapa jenis peralatan yang sering diuji untuk kalibrasi mekanis:

  • Mikrometer
  • Timbangan
  • Akselerometer
  • Dinamometer
  • Nozel
  • Kunci pas torsi
  • Dan lain sebagainya

6. Kalibrasi Aliran

Sensor aliran adalah instrumen yang akan diuji dan dapat digunakan untuk mengukur massa, aliran, atau volume aliran cairan maupun gas secara linier/non-linier. Nantinya, akan ada 4 jenis utama kalibrator aliran yang dibutuhkan oleh banyak orang, yaitu:

  • Flowmeters massa termal
  • Flowmeters laminar
  • Gas-udara
  • Turbine meter

Laju aliran ini akan mengacu pada tingkat kecepatan saat cairan bergerak melalui tabung, lubang, ataupun bejana dalam kurun waktu tertentu.

Berdasarkan penjelasan yang telah saya sampaikan, kalibrasi adalah kegiatan yang memiliki banyak kelebihan sebagai penguji untuk menjaga tingkat akurasi dari alat ukur tertentu. Dengan begitu, kualitas produk dapat lebih terjaga dengan baik serta proses ini juga bisa berjalan secara lebih aman serta efisien. Sampai di sini pembahasan kita mengenai apa itu kalibrasi, dan semoga dengan adanya artikel ini orang-orang jadi lebih mudah untuk memahami tentang jenis-jenis kalibrasi yang memiliki fungsi berbeda tersebut.

Kesalahan Kalibrasi Digolongkan sebagai Kesalahan? Ini Penjelasannya!

Pada dasarnya, ada banyak orang yang bertanya-tanya tentang kesalahan kalibrasi digolongkan sebagai kesalahan apa. Sementara untuk pengertian dari kalibrasi itu sendiri merupakan proses pengecekan dan pengaturan ketelitian dari suatu alat ukur, dengan cara membandingkan hal tersebut dengan standar lainnya.

Proses kalibrasi ini dibutuhkan untuk menjamin ketelitian pengukuran yang dilakukan dengan instrumen lain. Dengan begitu, hasil pengukuran dapat lebih konsisten dan tidak menyimpang. Sebab, ketika hasil pengukuran tidak konsisten dan menyimpang, hal ini dapat menyebabkan kualitas produk menurun serta merugikan banyak konsumen.

Nantinya, setiap sistem pengukuran ini akan membutuhkan proses kerja yang tepat, agar tujuan dari kegiatan ini bisa berjalan dengan baik. Jika proses kerja tersebut tidak dilakukan dengan cara yang tepat, hal ini dapat meningkatkan peluang terjadinya kesalahan kalibrasi. Lantas, kesalahan kalibrasi dapat dikategorikan sebagai kesalahan apa?

Kesalahan Kalibrasi Digolongkan sebagai Kesalahan Apa?

Kesalahan kalibrasi dapat dikategorikan sebagai kesalahan sistematik. Sebab, kesalahan ini muncul karena alat yang digunakan tidak bisa menunjang dengan baik. Kesalahan kalibrasi dapat diartikan sebagai cara memberi nilai skala pada waktu pembuatan alat ukur yang tidak tepat. Ketika hal ini terjadi, hasil dari pengukuran tersebut tidak akan akurat dan tidak pasti.

Pada dasarnya, kesalahan kalibrasi dapat memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap proses penelitian hasil pengukuran yang sedang dilakukan. Nantinya, hasil dapat terdeteksi secara lebih besar atau bahkan lebih kecil dari data yang seharusnya. Untuk mengetahui secara lebih jelas mengenai kesalahan kalibrasi ini, simak beberapa penjelasannya berikut ini:

1. Kesalahan Umum

Kesalahan pertama yang dapat menjadi salah satu jenis kesalahan kalibrasi adalah kesalahan umum. Kesalahan ini akan disebabkan oleh keterbatasan faktor manusia dalam proses pengukuran tersebut. Dengan demikian, kesalahan umum ini dapat diartikan sebagai kesalahan yang sering terjadi ketika proses pengukuran sedang dilakukan.

Kesalahan umum dapat terjadi ketika suatu pihak tidak memiliki keterampilan yang cukup untuk menggunakan alat ukur tertentu. Selain itu, kesalahan ini juga bisa terjadi ketika ada suatu pihak yang melakukan kesalahan pada saat membaca skala kecil. Oleh karena itu, proses pengukuran ini harus dilakukan dengan sebaik mungkin dan lebih berhati-hati.

2. Kesalahan Acak

Pengertian dari istilah ini adalah kesalahan yang disebabkan oleh terjadinya fluktuasi kecil pada saat proses pengukuran sedang dilakukan. Ada beberapa jenis penyebab yang dapat membuat fluktuasi kecil ini terjadi, yaitu pengukuran getaran tanah, fluktuasi tegangan, gerakan partikel udara, dan lain sebagainya.

Berbeda dengan jenis kesalahan yang sebelumnya, untuk kesalahan acak sendiri tidak terjadi secara konsisten. Jadi, waktu kemunculan kesalahan ini tergolong tidak terlalu banyak. Meski kesalahan ini jarang terjadi, tapi orang-orang tetap harus memperhatikan penyebab-penyebab dari terjadinya kesalahan ini.

3. Kesalahan Sistematik

Untuk jenis kesalahan yang satu ini akan disebabkan oleh beberapa faktor yang dapat diketahui dengan mudah. Sebab, penyebab paling utama dari terjadinya kesalahan ini adalah alat yang digunakan tidak dapat mendukung dengan baik. Ada berbagai jenis kesalahan yang dapat dikategorikan sebagai kesalahan sistematik, yaitu:

  • Kerusakan instrumen
  • Terjadi kesalahan pada komponen instrumen
  • Terjadi kesalahan pada titik nol
  • Perubahan suhu ekstrem
  • Terjadinya kesalahan paralaks
  • Kelembapan
  • Kesalahan kalibrasi

Cara Menghindari Kesalahan Kalibrasi dengan Tepat

Cara Menghindari Kesalahan Kalibrasi dengan Tepat

Ketika kesalahan kalibrasi terus diabaikan begitu saja, hal ini dapat membuat kualitas produk menurun dan akan ada banyak konsumen yang merasa dirugikan. Maka dari itu, semua orang harus mengetahui tentang bagaimana cara menghindari kesalahan kalibrasi yang tepat. Dalam hal ini, saya juga akan membahas tentang informasi tersebut di sini, yaitu:

1. Membaca dan Memeriksa Hasil Pengukuran dengan Baik

Cara pertama yang bisa dilakukan untuk menghindari terjadinya kesalahan ini adalah dengan membaca serta memeriksa hasil pengukuran yang sudah diperoleh dengan sebaik mungkin. Setelah hasil pengukuran sudah ada, periksa dan baca hasil tersebut sesering mungkin, sehingga kamu bisa lebih mudah untuk memeriksa konsistensinya.

2. Menggunakan Rumus-Rumus Geometrik Sederhana

Selain dengan membaca serta memeriksa hasil pengukuran dengan baik, kamu juga bisa menggunakan rumus-rumus geometrik sederhana untuk melakukan proses pengukuran kalibrasi ini. Tidak hanya itu, rumus aljabar juga dikatakan dapat digunakan untuk melakukan proses pengukuran ini. Nantinya, kedua rumus ini dapat digunakan untuk memastikan kebenaran dari hasil ukur yang sudah diperoleh tersebut.

3. Periksa Alat Ukur dengan Baik

Tidak hanya hasil pengukurannya saja yang harus diperhatikan dengan baik, tapi alat ukur yang akan digunakan pun juga harus diperiksa terlebih dahulu sebelum digunakan. Periksa semua alat yang akan digunakan serta benda-benda yang akan diukur. Sebab, kedua hal ini akan sangat berpengaruh terhadap hasil pengukurannya.

4. Ulangi Seluruh Pengukuran yang Telah Dilakukan

Jika hasil tidak kunjung akurat dan terus menyimpang, maka kamu bisa mengulangi seluruh proses pengukuran yang sudah dilakukan tersebut. Pastikan pengulangan proses pengukuran ini dilakukan secara mandiri. Dengan begitu, tingkat konsistensi data dari hasil pengukuran ini dapat lebih terjamin dengan baik.

Dengan melihat penjelasan yang ada di atas, dapat dipastikan bahwa kesalahan kalibrasi digolongkan sebagai kesalahan sistematik. Oleh karena itu, kesalahan kalibrasi dapat diatasi dengan cara yang mudah. Meski kesalahan ini dapat diatasi dengan cara yang mudah, tapi akan lebih baik lagi jika kamu menghindarinya sejak awal. Gunakan cara yang telah saya sebutkan di atas, untuk menghindari terjadinya kesalahan kalibrasi di masa mendatang.